Tuesday, November 18, 2008

Perbedaan Hamburg dengan Jakarta

J: Jakarta
H: Hamburg

  1. J panas banget. H panas dingin.
  2. Di J, orang kalau ditabrak mobil, korbannya tewas, sopirnya tewas dikeroyok. Di H tidak ada cerita orang ditabrak mobil.
  3. Natal di J adalah hari kelahiran Kristus, yang artinya, "Mari ke Gereja dan berdoa." Di H, Natal adalah hari keahiran Kristus, yang artinya, "Mari minum dan pesta pora."
  4. Di J, di hari Idul Fitri orang-orang saling bermaaf-maafan. Di H, maaf ya, Idul Fitri itu apa sih?
  5. Di H, orang-orang naik kereta api dengen tenang dan teratur. Di J, naik kereta api sudah tut,tut,tut, percuma pula...
  6. Di J, makan gak makan ngumpul. Di H, ngumpul gak ngumpul makan.
  7. Di H, lampu hijau artinya jalan, lampu kuning artinya hati-hati, lampu merah artinya berhenti. Di J, lampu hijau artinya jalan, lampu kuning artinya jalan, lampu merah artinya siap-siap jalan.

Monday, November 17, 2008

Machen Freiheit und Demokratie uns reicher?

Ja! Es gibt sehr gute moralische und etische Gründe dafür, Freiheit und Demokratie zu beforzugen. Aber der eigentliche Grund ist handfesterer: Freiheit und Demokratie fördern die freie Entwicklung und den freien Austausch von Ideen; deshalb gibt es in freien Gesellschaften mehr Erfindungen und folglich ein schnelleres wirtschaftliches Wachstum.

Success Story: Google, Inc.

Jika anda pernah mencari sesuatu di internet, anda pasti kan menemukan Google.com. Jika anda telah menemukan Google.com, maka pencarian anda adalah salah satu dari 150 juta pencarian yang dilakukan oleh Google setiap harinya. Dengan hasil yang sangat instan (pencarian Google tidak pernah berlangsung lebih dari setengah derik), Google termasuk satu dari beberapa website dengen pengunjung terbanyak di dunia, dengen 3 milyar dokumen yang bisa dicari dan 21 juta pengunjung unik setiap bulannya.

Google berdiri tahun 1995 di Stanford University, didirikan oleh dua mahasiswa komputer yaitu Larry Page dan Sergey Brin. Pada tanggal 7 September 1998, Google go online. Nama Google diambil dari kata "googol" yang artinya angka 1 diikuti oleh 100 nol dibelakangnya. Google juga sekaligus mendapat markas baru, yaitu sebuah garasi di Menlo Park, California.

Sampai saat itu, Google samasekali belum memperoleh keuntungan, karena, menurut Larry dan Sergey, layar utama Google haruslah benar-benar putih tanpa adanya satupun iklan. Itulah prinsip dari Google.

Pada bulan Maret 1999, markas Google pindah lagi ke Palo Alto dan menetap disitu hingga saat ini. Sekarang, daerah itu dikenal sebagai Googleplex.

Untuk memperoleh keuntungan, akhirnya pada tahun 2000, Google mulai menjual iklan yang dikaitkan dengan kata kunci (keyword). Iklan tersebut hanya berupa text polos demi menjaga design putihnya dan kecepatan pemunculan halaman. Red Hat adalah klien pertama Google.

Sunday, November 16, 2008

Fakta Tentang Hamburg...

Setelah 1 tahun saya tinggal di kota Hamburg di Jerman, inilah beberapa fakta yang menurut saya sangat menarik:
  1. Kalau seseorang teriak "Hummel, hummel!", orang lain akan teriak "Mors, mors!"
  2. Hanya orang aneh yang pergi ke gereja di hari minggu.
  3. Orang akan sangat menyesal jika tidak keluar rumah saat hari cerah.
  4. Jika saya bertanya alamat pada orang asing, dia akan jalan terus, pura-pura tidak dengar.
  5. Kalau ada orang yang tidak sengaja menabrak saya, dan minta maaf, dia pasti turis.
  6. Orang jalan-jalan ke Denmark hanya untuk makan HotDog.
  7. Orang-orang telanjang bulat berjemur matahari di musim panas.
  8. Sekolah bisa dibatalkan dengen alasan cuaca yang terlalu dingin atau terlalu panas.
  9. Di musim dingin, saya pergi ke sekolah saat hari masih gelap, dan pulang ke rumah saat hari sudah gelap.
  10. Orang-orang menikmati es krim di musim dingin.
  11. Orang-orang minum bir kapan saja, dimana saja.
  12. Sebotol air putih lebih mahal daripada sebotol bir.
  13. Orang-orang akan kesal dan menggerutu jika kereta api terlambat 10 detik.
  14. Kalau mau berkunjung ke rumah teman, harus janjian 1-2 bulan sebelumnya.
  15. Buang ingus pada saat makan adalah hal yang sangat normal.
  16. Orang-orang selalu mengira kalau saya tidak bisa Bahasa Jerman.
  17. Di musim panas, orang-orang kesal karena terlalu panas. Di musim dingin, orang-orang kesal karena terlalu dingin. Disaat hujan, orang-orang kesal karena hujan. Disaat cerah, orang-orang kesal karena akan hujan.
  18. Orang-orang akan telpon polisi jika tetangga menonton TV terlalu keras, dan akan panggil pemadam kebakaran jika masakan hangus.

Running with Gazelles, Eating with Lions

Every morning in Africa, a gazelle wakes up.
It knows it must run faster than the fastest lion
or it will be killed.
Every morning, a lion wakes up.
It knows it must outrun the slowest gazelle
or it will starve to death.
It doesn't matter whether you are a lion or a gazelle.
When the sun comes up, you better start running...

Istirahat...

Ada saat istimewa ketika ombak yang berbusa itu datang menerjang. Saat itu berlangsung tepat ketaan sesekali yang tidika satu sapuan ombak berada diatas pasir, tetapi tertahan sesaat, sebelum mundur kembali ke lautan. Dalam waktu kurang dari sedetik, air berhenti bergerak dan, melalui kejernihannya, aku bisa melihat tanah di bawahnya, melihat bebatuan, kulit kerang, pasir...
kadang-kadang, menurutku, waktu yang sekilas itulah yang diberikan kepada kita untuk melihat apa sebenarnya yang terjadi dalam hidup ini. Kita mendapatkan sejumput waktu sebagai kekuatan yang menggerakkan kita untuk meraih kesetaraan sesekali yang tidak mudah. Kemudian waktu itu mundur kembali, dan ombak berikutnya menerjang lagi dan kitapun kehilangan kejernihan istimewa yang berlangsung sekias itu.
Namun meskipun kejernihan itu ada, ketika tindakan itu berhenti sejenak, tenang, kita harus meraihnya dan menyimpannya dalam-dalam sehingga ketika ombak beriutnya menerjang, kita bisa mempertahankan keseimbangan...

Bloggen gibt dir SENSE OF PURPOSE

Wenn du ein Blog hast, fühlst du dich so, dass du ein Ziel hast. Das ist besonders gut, wenn du oft in täglicher Routine gefangen bist, und du fühlst dich verloren. Der natürliche Aspekt des Blogges ermutigt dich, neuen Artikel zu schreiben. Damit du in deiner Freizeit was nützlich zu tun hast. Oder sag einfach mal, dein kurzfristiges privater projekt.
Ein Blog zu haben, hast du dann etwas, das geregelt und gepflegt werden muss. Etwas, das du schützst, und du merkst, dass es wächst. Wenn du ein Blog hast, denkst du denn tiefer über etwas nach.

Was muss ich heute schreiben?
Was muss ich beitragen?
Vielleicht breuche ich ein neues Design?
Oder vielleicht gibt es neue Kommentare?

Du fütterst dein Blog mit neuen Artikeln, und plötzlich feierst du den ersten Geburtstag deines Blogges.

Indonesisch lernen!! -3-

eins : satu
zwei : dua
drei : tiga
vier : empat
fünf : lima
sechs : enam
sieben : tujuh
acht : delapan
neun : sembilan
zehn : sepuluh
elf : sebelas
zwölf : duabelas
dreizehn : tigabelas
vierzehn : empatbelas
fünfzehn : limabelas
sechszehn : enambelas
siebzehn : tujuhbelas
achtzehn : delapanbelas
neunzehn : sembilanbelas
zwanzig : dua puluh
einundzwanzig : dua puluh satu
zweiundzwanzig : dua puluh dua

und so weiter : dan seterusnya

Montag: Senin
Dienstag: Selasa
Mittwoch: Rabu
Donnerstag: Kamis
Freitag: Jumat
Samstag: Sabtu
Sonntag: Minggu

Sonnenabend: Malam Minggu

Indonesisch lernen!! -2-

Hallo!
- Halo!

Ich heiße Chris / Ich bin Chris
- Nama saya Chris / Saya Chris

Wie heißt du? / Wie heißen Sie?
- Siapa namamu? / Siapa nama anda?

Woher kommst du? / Woher kommen Sie?
Darimana asalmu? / Darimana asal anda?

Ich komme aus Deutschland.
- Saya dari Jerman.

Ich bin ... Jahre alt
- Umur saya ...

Ich muss gehen
- Saya harus pergi

Ich komme gleich wieder
- Saya akan datang kembali

Herzlichen Glückwunsch!
- Selamat!

Herzlichen Glückwunsch zum Geburtstag!
- Selamat ulang tahun!

Fröhliche Weihnachten!
- Selamat Natal!

Frohes neues Jahr!
- Selamat tahun baru!

Viel Erfolg!
- Semoga sukses!

Gute Besserung!
- Semoga cepat sembuh!

Gute Nacht und traum was schönes!
- Selamat tidur dan mimpi indah!

Indonesisch lernen!! -1-

Guten Morgen
- Selamat pagi

Guten Tag
- Selamat siang (11.00-15.00)
- Selamat sore (15.00-18.00)

Guten Abend
- Selamat malam

Wie geht's dir? / Wie geht es Ihnen?
- Apa Kabar?

Es geht mir gut, danke!
- Baik, terima kasih!

Und dir? / Und Ihnen?
- Dan kamu? / Dan anda?

Wilkommen!
- Selamat datang!

Guten Apetit!
- Selamat makan!

Danke!
- Terima kasih!

Danke schön!
- Terima kasih banyak!

Bitte! / Bitte schön
- Terima kasih kembali!

Auf Wiedersehen!
- Sampai jumpa!

Bis morgen!
- Sampai besok!

Tschüss!
- Dadah..!

Bloggen passt zu jedem!!

Weil der Begriff einfach ist, passt Blog zu jedem. Du bist vielleicht ein/e Programmer/in, der seine Notizen und Links übers Programming speichern möchte. Oder ein/e Journalist/in, dessen Berichte in seinem Blog gespeichert werden müssen. Oder vielleicht ein/e Autor/in, der immer versucht, einzigartig zu schreiben. Oder vielleicht ein/e Dichter/in, Sportler/in, Schuler/in, Student/in, Arbeitnhmer, Arbeitgeber, usw. Blog passt zu allem!

Dein Blog kann ein Website sein, indem du nur die Sachen, die dir gefällt, schreibst. Zum Beispiel bist du ein Fußball-fans, kannst du alles über Fußball schreiben, oder über deine lieblings Fußball-mannschaft.

Blog passt zu Männern, Frauen, Jungen, Mädchens, Schulern, Studenten, jungen Leuten, alten Leuten, einfach jedem!!

Bloggen ist einfach!!

Es ist genauso einfach wie man eine E-mail bei Yahoo!Mail oder Hotmail registriert. Alles was du machen muss ist nur einige Informationen über dich ausfüllen, Design auswählen, dann hast du dein eigene Blog!
Im ersten Schritt muss du nicht über HTML-Quatsch wissen (obwohl das hilft, wenn du schon bisschen kennst)! Du brauchst auch nicht, im Bereich des web-designs gut zu sein, oder Computersprache, oder, oder....
Was du eigentlich brauchst ist Geduld, Wille, Lust aufs Bloggen...

Bloggen ist kostenlos!!

Klingt so wertlos, oder? Aber doch richtig! Wenn du Internetverbindung hast, dann hast du nix mehr zu bezahlen, um ein Blog zu haben. Du kannst ein Blog haben, sogar zwei, drei, zehn... oder hundert! Brrrr....!
Wie kommt das? Na ja, du kannst im Internet viele verschiedene Bedienung, die dich wissen lassen, wie kann man bloggen. Zum Beispiel blogskins.com, die kostenlose Blogdesigns zur Verfügung stellt, oder tripod.com, wo du deine Dateien speichern kannst.
Interaktiver noch? Dann stell ein guest book (www.signmyguestbook.com) , oder Kommentarseite (www.halosan.com)
Und immer wenn du Hilfe brauchst, wirf eine E-mail in Blogger-gemeinschaft (groups.yahoo.com/group/blogger), wo andere Blogger bereit sind, dir zu helfen.

Saturday, November 8, 2008

Kisah John Baker (Bagian 2)

Ujung Tebing yang Curam


Pada hari Minggu sebelum operasi kedua dilaksanakan, Baker pergi sendirian dari rumah menuju pegunungan dengan mengendarai mobil. Dia pergi selama beberapa jam. Ketika dia pulang di senja hari, terlihat perubahan jelas dalam semangatnya. Senyuman khasnya, yang akhir-akhir ini hanya muncul seperti sebuah topeng, kembali lagi tampak alami dan tulus. Lebih-lebih tuntuk pertama kalinya dalam dua minggu, dia membicarakan rencana masa depannya. Agak larut pada malam itu, dia menceritakan kepada Jill, adiknya, apa yang terjadi pada hari yang cerah di bulan Juni itu.


Dia mengendarai mobil ke Sandia Crest, puncak gunung megah setinggi tiga ribu meter yang menjulang menghiasi langit di Albuquerque bagian timur. Sambil duduk di dalam mobilnya dekat ujung tebing yang curam, dia memikirkan penderitaan berkelanjutan yang akan dialami keluarganya akibat kindisinya tersebut. Dia dapat mengakhiri penderitaan itu, dan juga penderitaannya, dalam sekejap mata. Sambil berdoa dalam hati, dia menghidupkan mesin mobil dan hendak menginjak rem darurat. Tiba-tiba sebuah bayangan berkelebat di depan matanya. Wajah anak-anak SD Aspen, anak-anak yang diajarnya untuk melakukan yang terbaik, meskipun sulit. Warisan apakan yang ditinggalkannya bagi mereka jika dia bunuh diri? Karena rasa malu yang amat mendalam yang menghujam kalbunya, dia mematikan kunci kontak, terkulai di tempat duduknya dan menangis. Setelah beberapa lama, dia sadar bahwa ketakutannya sudah mereda, dan dia merasakan kedamaian. “Beberapapun waktu yang kumiliki, akan kubaktikan untuk anak-anak.” begitu katanya dalam hati.

Pada bulan September, setelah menjalani operasi menyeluruh dan perawatan selama musim panas, Baker kembali menekuni pekerjaannya dan ke dalam jadwalnya yang sudah padat itu dia menambahkan sebuah tekad – olahraga bagi penyandang cacat. Apapun keterbatasan yang disandang anak-anak, mereka yang tadinya hanya bisa berdiri tanpa peran apa-apa di pinggir lapangan, saai ini diberi tugas sebagai “Pencatat Waktu Pelatih” atau “Ketua Pengawas Peralatan.” Semuanya mengenakan kaus resmi SD Aspen, semua berhak mendapatkan Pita Pelatih Baker karena telah berusaha keras. Baker membuat sendiri pita itu di rumah pada malam hari, dari bahan yang dibeli dengan uangnya sendiri.


Penderitaan yang Sunyi.


Menjelang hari Thanksgiving, surat-surat yang memuji Baker dari orang tua yang berterimakasih berdatangan hampir setiap hari di Aspen (lebih dari 500 surat yang diterima di situ dan di kediaman Baker, dalam waktu kurang dari satu tahun). “Dulu, putraku bagaikan monster di pagi hari.” tulis seorang ibu. “membangunkannya, memberinya makan, dan memaksanya berangkat ke sekolah adalah hal yang paling sulit. Sekarang, dia tidak sabar untuk berangkat ke sekolah. Dia Ketua Infield Baker.”


“Meskipun putraku sering mengatakannya, aku tidak percaya kalau ada Superman di Aspen,” tulis ibu yang lain. “Diam-diam aku lewat dengan mengendarai mobil untuk melihat Pak Pelatih Baker bersama dengan anak-anak. Anakku ternyata benar.” Dan yang ini dari dua orang kakek dan nenek: “Di seolah lain, cucu perempuan kamu sangat sengsara karena sifatnya yang canggung. Lalu, pada tahun yang menakjubkan di Aspen, Pak Pelatih Baker memberinya nilai A karena cucu kami telah berusaha sebaik-baiknya. Semoga Tuhan memberkati anak muda ini, yang telah membangitkan rasa percaya diri pada seorang anak yang pemalu.”

Pada bulan Desember, ketika kunjungan rutin ke Dr. Johnson, Baker mengeluh sakit enggorokan dan sakit kepala. Uji laboratorium menunjukkan bahwa keganasan kankernye telah menyebar ke leher dan otak. Selama empat bulan, Johnson baru tahu bahwa Baker menyembunyikan derita sakit parahnya dengan menggunakan kekuatannya yang menakjubkan untuk berkonsentrasi mengabaikan rasa sakitnya, sama seperti yang digunakannya untuk mengabaikan rasa lelah etika dia lari. Johnson menyarankan suntikan penghilang rasa sakit. Baker menggelengkan kepalanya. “Aku ingin melatih anak-anak selama aku mampu.” ujarnya. “Suntikan itu akan mengumpulkan daya reaksiu.”

“Sejak saat itu,” Johnson belakangan mengatakan, “aku memandang John Baker sebagai salah seorang yang paling tidak egois yang pernah kukenal.

Monday, October 20, 2008

Success Story: “The Strong” Johnny Andrean

Dari bisnis Salon, ke bisnis Roti, lalu ke bisnis Donat.
Inovasi tidak akan pernah berhenti, hanya inovator yang bisa menjadi leader.

J.CO adalah brand produk donat yang sukses untuk ukuran Indonesia. Kompetitor yang ditantangnya bukan main-main, yaitu 'raksasa' Dunkin Donut dan Krispy Kreme dari negara Paman Sam.

Johnny Andrean umumnya dikenal sebagai hair stylist yang ternama di Indonesia. Ia merintis salon pertamanya pada tahun 1978. Saat ini bisnis salonnya telah berkembang lebih dari 160 cabang dengan merek menggunakan namanya di seluruh Indonesia.

Cabang salon Johnny Andrean tidak hanya di kota-kota besar, melainkan juga di beberapa kota menengah dan kecil seperti Cirebon, Solo, dan Malang. Di samping salon, Johnny juga membuka 40 sekolah dan pusat keterampilan gunting rambut.

Setelah hampir 30 tahun bergelut di dunia kecantikan dan salon, Johnny Andrean Salon berhasil menjadi market leader di dunia salon. Tren-tren baru yang dikeluarkan bukan sekedar ikut-ikutan, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan dari konsumennya saat itu.

Setelah menguasai bisnis salon, Johhny memasuki bisnis makanan. Itu dilakukannya dengan mengambil master franchise untuk Indonesia bagi gerai roti BreadTalk yang berkantor pusat di Singapura.

Johnny Andrean selaku pemilik master franchise roti BreadTalk sejak Maret 2003 tidak pernah membayangkan toko rotinya diserbu pembeli hingga 1500 konsumen per harinya. Antrian panjang yang sering terlihat di gerai-gerai BreadTalk seolah menjadi tren baru gaya hidup orang di kota besar. Gerai transparan yang mennjukkan proses pembuatan serta wangi khas rotinya memancing pengunjung untuk mampir. Gaya dapur terbuka dan transparan yang diterapkan BreadTalk merupakan salah satu upaya untuk menunjukkan secara langsung kepada konsumen bahwa roti yang dijual benar-benar fresh from the oven.

Saat ini, setiap gerai menjual sekitar 150 macam roti dengan harga Rp 4-8 ribu per potong. Untuk menjaga kualitas, semua roti BreadTalk hanya dijajakan dalam sehari. Artinya, roti yang tidak terjual hari itu akan dimusnahkan dan tidak akan dijajakan pada keesokan harinya. Hal itu sesuai dengan konsep BreadTalk, yakni fresh from the oven. Pemilihan bahan baku sangat selektif, pengolahan bahan baku termasuk resep roti, mengacu pada standar yang diberikan franchisor dan bersifat rahasia. Itu berarti, semua gerai BreadTalk mendapat pasokan bahan baku yang sama dari kantor pusat.

Sementara untuk memperoleh knowledge update dan inovasi terbaru, manajemen BreadTalk Indonesia biasanya mengirim stafnya ke Singapura. Jenis roti yang dijual di masing-masing gerai bisa mencapai ratusan. Paling tidak, tiap bulan BreadTalk meluncurkan 2-3 macam roti baru. Tiap varian memakan waktu 2-3 bulan, mulai dari riset hingga pengembangan produk. Sebelum roti diluncurkan, pihak manajemen akan melakukan survey internal terlebih dahulu. Setelah itu melakukan survey customer insight untuk mencari tahu apakah konsumen bisa menerima rasa yang ditawarkan atau tidak. Dalam survey ini, untuk para pengunjung BreadTalk disajikan beberapa contoh roti rasa baru dan mereka diminta untuk mencicipi. Respon pelanggan akan menjadi acuan bagi manajemen untuk mengembangkan rasa tersebut atau tidak.

Penamaan roti yang terkesan unik dan berubah-ubah dimaksudkan untuk menciptakan karakter khas pada masing-masing produknya sehingga dapat lebih mengakrabkan konsumen terhadap produk. Hal ini dapat dimaklumi mengingat konsumen cenderung lebih menyukai roti yang memiliki rasa standar seperti cokelat, keju, tanpa peduli dengan karakter produknya sendiri. BreadTalk berupaya mengubah persepsi itu. Oleh karena itu, diciptakanlah roti-roti baru dengan rasa yang lebih bervariasi seperti roti pedas (fire & floss), croissant coklat, muffin coklat, dan sosis (hide & seek). Nama-nama unik itu sengaja diciptakan agar konsumen penasaran dan mau mencoba. Itulah yang dimaksud dengan BreadTalk, yakni roti yang berbicara.

"Disini kami berbicara tentang rasa dan nama," ujar Johnny Andrean.

Setelah sukses di bisnis roti, Johnny menggarap donat dengan brand J.CO Donuts & Coffee yang didirikan pertama kali di Supermall Karawaci pada tahun 2005. Cara cepat un kembali ditempuhnya untuk menciptakan fast growing company. Berawal dari donut sebagai makanan favorit, Johnny melakukan survey & research ke berbagai negara seperti Australia, Jepang, Amerika Serikat, dan berbagai negara Eropa sejak tahun 2000. Mimpinya adalah menciptakan donat yang sempurna bukan hanya untuk ukuran Indonesia, tetapi juga untuk seluruh dunia. Maka donat yang diciptakan bukan hanya harus enak tetapi juga sesuai dengan lifestyle yang ada saat ini.

Selain itu, Johnny juga memperhatikan isu-isu penting yang terkait dengan makanan di seuruh dunia, seperti menggunakan bahan-bahan premium coklat yang memiliki kandungan yang baik untuk kesehatan. Contohnya adalah premium coklat dari Belgium dengan kandungan coklatnya yang lebih dari 60%. Rata-rata coklat di Indonesia hanya memiliki kadar coklat sebesar 25%. Semakin tinggi kadar coklatnya maka akan semakin baik untuk kesehatan dan kandungan gulanya juga semakin rendah.

J.CO adalah produk lokal yang idenya datang dari Johnny Andrean. Citra J.CO sengaja dibangun seperti toko donat dan kopi di luar negri. Jika melihat J.CO Donuts & Coffee akan terasa seolah-olah donatnya berasal dari luar negri. Padahal murni buatan lokal. Ini dilakukan untuk memberi kesan global dan international brand sehingga di belahan dunia manapun, J.CO akan lebih mudah diterima.

Sejak gerai pertama dibuka, penambahan gerai pun terus berlangsung seiring dengan perkembangan permintaan pasar. Pada bulan Agustus 2007, J.CO sudah membuka 25 gerai. Dan J.CO berencana akan membuka 10-12 gerai setiap tahun. J.CO pun sudah harir di Malaysia, dan akan menyusul di negara-negara Asia lainnya.

Langkah-langkah apa saja yang dipakai Johnny Andrean dalam melakukan peluncuran produk baru? Berikut dia menjelaskan:
"Yang pertama kami lakukan adalah mempersiapkan produk itu sendiri agar memiliki kualitas yang maksimal dan tentu saja produk tersebut harus berbeda dengan produk yang ada sebelumnya (unik). Setelah produk jadi, biasanya saya mengumpulkan seluruh tim untuk brainstormng mengenai produk tersebut, baik dengan pengujian (testing), penamaan (naming), pengemasan (packaging), sampai bagaimana mengampanyekan produk tersebut (launching).

Johnny mengakui bahwa jenis produk yang mereka jual sudah ada dari jaman dulu, baik donat maupun roti. Namun ia menciptakan inovasi baru sehingga memiliki selling power yang lebih dibandingkan dengan merek yang sudah ada sebelumnya. Follower tidak akan bisa memenangkan permainan. Hanya inovatorlah yang bisa menjadi leader.

Sumber: Launcing for Marketer and Entrepreneur
karya Simon Jonatan

Studi di Jerman (Bagian 1)

Sekarang saya akan menjelaskan ini-itu tentang studi di Jerman. Saya sendiri sedang studi di negara ini, tepatnya di kota Hamburg. Saya sedang menjalankan program bachelor di Jerman, dan saya melihat disini, ternyata mahasiswa Indonesia tidak sebanyak dulu (jamannya Habibie). Mungkin kalian yang baca artikel ini akan tertarik untuk studi atau melanjutkan studi di Jerman.

Mengapa Jerman?

Banyak sekali anak-anak lulusan SMA yang mau studi di luar negeri. Negara-negara pilihan mereka antara lain adalah Malaysia, Australia, Singapura, China, atau Amerika Serikat. Mengapa tidak Jerman? Mengingat dahulu Jerman juga masuk ke dalam list negara-negara pilihan. Namun sekarang jumlah peminatnya sudah menurun. Padahal sekarang ini, Jerman adalah negara paling maju di Eropa dalam berbagai bidang.

Kira-kira sepuluh tahun yang lalu, Jerman sangat terkenal kualitasnya di bidang Teknik. Mahasiswa Indonesia yang studi di sana kebanyakan mengambil jurusan Teknik Mesin dan Informatik. Tetapi sekarang ini, Jerman sudah terkenal sebagai empunya kualitas paling top bukan hanya di bidang Teknik, melainkan juga di bidang Kedokteran, Ekonomi, Seni dan Budaya, Psikologi, dan lain-lain. Saya sendiri bukan studi di bidang Teknik melainkan di bidang Ekonomi.

Mungkin alasan mengapa menurunnya jumlah peminat yang mau kuliah di jerman adalah karena masalah biaya. Seperti yang kalian tahu (atau mungkin belum tahu), dulu jerman samasekali tidak menetapkan biaya kuliah, alias gratis (ngomong-ngomong, kata “gratis” juga bahasa jerman lho, artinya sama...). Tetapi sekarang, di beberapa negara bagian (termasuk di hamburg) sudah ditetapkan uang kuliah per semester. Naahh, sejak ditetapkan uang kuliah itulah, banyak orang yang menjadi salah kaprah, dan menganggap kalau kuliah di Jerman sangat mahal. Uang kuliah di Jerman sama sekali tidak mahal. Bahkan saya berani bilang sangat murah (kalau dibanding negara lain). Setiap semesternya, kita hanya harus bayar 375 Euro. Itu sekitar 5 juta Rupiah. Murah khan? Apalagi kalau dibanding dengan biaya kuliah di AS dimana per tahun 5000 USD saja sudah yang paling murah. Banyak juga orang yang berpikir bahwa biaya hidup di jerman lah yang mahal. Kalau hal ini, saya juga setuju. Memang biaya hidup di sini mahal, tetapi tidak berbeda jauh dengan biaya hidup di negara favorit lain kok. Kalau dihitung-hitung, jumlah total biaya yang dikeluarkan dalam setahunnya malah jauh lebih sedikit dibanding dengan AS atau Aussie.

Kisah John Baker (Bagian 1)

Masa depan tampak carah bagi John Baker, dua puluh empat tahun, di musim semi 1969. Pada puncak karier atletiknya yang mengagumkan, dipuji oleh para penulis rubrik olahraga sebagai salah seorang pelari tercepat di dunia, John telah mematok impiannya untuk mewakili Amerika Serikat pada Olimpiade 1972.

Tidak ada satu pun hal yang pada saat dia masih kecil mengisyratkan keistimewaannya tersebut. Dengan perawakan kecil dan lebih pendek dari sebagian besar teman-teman remajanya di Albuquerque, dia pernah dianggap “sama sekali tidak punya koordinasi” sehingga tidak masuk hitungan sebagai atlet lari di sekolah menengahnya. Namun, sesuatu terjadi pada tahun keduanya di SMA, sesuatu yang mengubah jalan hidupnya.
Untuk beberapa waktu lamanya, pelatih lari di SMA Manzano, Bill Wolffarth, berusaha membujuk pelari berperawakan tinggi yang sungguh menjanjikan, John Haaland, sahabat dari John Baker, untuk bergabung dalam tim lari. Haaland menolak. “Aku sajalah yang bergabung dalam tim lari,” begitu John Baker menyarankan pada suatu hari. “Mungkin nanti Haaland mau juga bergabung.” Wolffarth setuju, dan cara itu berhasil. Dan John Baker pun menjadi pelari.

Energi yang Bergelora

Kesempatan pertama tahun itu adalah lomba lari lintas alam 2,5km melalui kaki bukit di bagian timur Albuquerque. Sebagian besar mata pennonton tertuju pada juara lintas alam negara bagian, Lloyd Goff. Segera setelah pistol ditembakkan, para pelari tampak lari berurutan sesuai dengan perkiraan, dengan Goff berada di posisi terdepan dan Haaland tepat di belakangnya. Setelah empat menit berlalu, para pelari menghilang satu demi satu ke balik bukit landai di tikungan lintasan yang jauh. Satu menit berlalu. Dua menit. Lalu, seorang pelari muncul sendirian. Pelatih Wolffarth menyenggol seorang asisten. “Ini dia, Goff,” katanya. Lalu, dia mengangkat teropongnya. “Astaga!” dia berterik. “Itu bukan Goff! Itu Baker!”
Dengan meninggalkan sekelompok pelari yang tercengang, jauh di belakangnya, Baker melewati garis finis sendirian. Waktunya 8:03:5, mencatat rekor baru.
Apa yang terjadi di sisi jauh bukit itu? Belakangan Baker menceritakannya. Ketika lomba sudah berlangsung setengah jalan, sambil berlari di belakang para pelari di depannya, dia bertanya pada dirinya sendiri: Apakah aku sudah melakukan yang terbaik? Dia tidak tahu. Dengan memusatkan pandangan matanya ke punggung pelari yang berada tepat di depannya, Baker menyingkirkan semua hal lain yang ada di pikirannya. Hanya satu hal yang dipikirkannya: kejar dan susul pelari itu. Lalu lakukan hal yang sama pada pelari berikutnya. Energi cadangan yang tidak disadari langsung muncul melalui tubuhnya. “Rasanya seperti terhipnotis,” Baker mengingat-inget lagi. Satu demi satu dia menyusul pelari lainnya. Sambil tidak memperdulikan kelelahan yang mencabik-cabik ototnya, dia mempertahankan laju larinya sampai melewati garis finis dan tersungkur karena kelelahan.
Apakah hasil lomba tersebut hanyalah senuah kebetulan belaka? Seiring dengan bergulirnya musim, Wolffarth mengikutsertakan Baker dalam beberapa lomba lari dan hasilnya selalu sama. Begitu berada di jalur lomba, pemuda remaja rendah hati dan periang ini menjadi pesaing yang gigih dan pantang menyerah. Seorang pelari yang berlari dengan “hati” yang tidak sudi kalah. Menjelang berakhirnya tahun pelajaran di kelas 2 SMA, baker berhasil memecahkan enam rekor lari, dam selama tahun pelajaran di kelas 3 SMA, dia dianggap pelari terandal yang pernah ada di negara bagiannya. Saat itu usianya belum genap 18 tahun.

John si “Geram”

Pada musim gugur 1962, Baker kuliah di New Mexico University di Albuquerque dan mempergiat latihannya. Setiap pagi buta, dengan membawa kaleng semprot untuk menakut-nakuti anjing yang menggonggong, dia berlari melalui jalanan kota, taman, dan lapangan golf, empat puluh kilometer setiap hari. Latihan itu terbukti bermanfaat. Tidak lama kemudian, di Abilene, Tulsa, Salt Lake City, dimanapun New Mexico Lobos (tim New Mexico University) bertanding, John “Si Geram” Baker membuat para peramal tercengang dengan mengalahkan para pelari unggulan.
Pada musim semi 1965, ketika Baker masih di tingkat dua, tim lari yang paling ditakuti seluruh negeri adalan Southern Califonia University. Jadi, ketika tim Trojans yang perkasa dari universitas tersebut bertanding ke Albuquerque untuk pertandingan antar-regu, para peramal olahraga meramalkan kejatuhan tim Lobos. Kemenangan, begitu kata mereka, akan direbut “Tiga Besar” U.S.C – Chris Johnson, Doug Calhoun, dan Bruce Bess, dengen urutan seperti itu. Ketiganya memiliki waktu yang lebih baik daripada Baker.
Baker memimpin untuk satu putaran, lalu dengan sengaja melambat ke posisi keempat. Dengan agak kebingungan, Calhoun dan Bess bergerak dengan kurang nyaman ke jajaran depan yang ditinggalkan Baker. Johnson, yang tampak lelah, tetap berada di belakang. Di tikungan pada posisi jauh pada putaran ketiga, secara serempak, Baker dan Johnson bergerak untuk memimpin, dan bertabrakan. Sambil bertahan untuk tetap berdiri, Baker kehilangan beberapa meter yang berharha dan Johnson bergerak untuk memimpin. Ketika jarak lari tinggal sekitar 300 meter lagi, Baker melesat melakukan sprint-nya yang terakhir. Mula-mula Bess yang disusul, lalu Calhoun. Di tikungan terakhir terlihat Johnson dan Baker nyaris berdampingan. Dengan lambat tapi pasti, Baker beringsut ke depan. Dengan kedua tangan membentuk V sebagai tanda kemenangan di atas kepalanya, dia menyentuh pita garis finis. Perbedaan waktu hanya tiga detik. Terinspirasi oleh kemenangan Baker, tim Lobos menyapu bersih setiap lomba berikutnya, menghancurkan semangat tim Trojans yang dipaksa menelan kekalahan terburuk ketiga dalam kurun waktu enam puluh lima tahun.

Pelatih yang Peduli

Sesudah lulus, Baker mempertimbangkan beberapa pilihan. Ada tawaran untuk menjadi pelatih universitas, tetapi dia sudah lama merencanakan untuk melatih anak-anak. Selain itu dia juga harus mempertimbangkan kegiatannya sebagai pelari. Apakah dia cukup baik untuk mengikti Olimpiade? Pada akhirnya, dia menerima pekerjaan yang membuatnya dapat mewujudkan kedua ambisi terebut. Dia menjadi pelatih di SD Aspen di Albuquerque, dan pada saat yang sama dia memperbaharui latihan kerasnya dengan sasaran bisa mengikuti Olimpiade 1972.
Di Aspen, aspek lain dari watak Baker muncul. Di lapangan yang menjadi arena pelatihannya, tidak ada anak yang menjadi bintang yang menonjol sendirian, dan tidak ada kecaman jika ada anak yang kurang kemampuannya. Tuntutannya hanya satu: setiap anak harus melakukan yang terbaik sesuai dengan kepedulian yang tulus bagi kemajuan murid-muridnya, memicu reaksi yang sangat positif. Keluhan anak-anaklah yang pertama kali disampaikan kepada Pak Pelath Baker. Dan, baik keluhan itu nyata atau dibuat-buat, setiap keluhan ditanggapi seakan-akan pada saat itu keluhan tersebut merupakan masalah yang paling penting di dunia. Dan kata-kata yang menyebar adalah: “Pelatih Peduli.”
Di awal Mei 1969, tidak lama sebelum ulang tahunnya yang ke-25, Baker menyadari bahwa dia sering merasa terlalu cepat letih pada saat sedang berlatih. Dua minggu kemudian, dia merasakan sakit dada, dan pada suatu pagi menjelang akhir bulan, dia bangun dengan selangkangan bengkak yang terasa nyeri. Dia memeriksakan diri ke dokter.
Menurut urolog Edward Johnson, gejala yang dialami Baker angat berbahaya, dan harus segera dilakukan operasi untuk menyelidikinya. Operasi itu mempertegas kekhawatiran Johnson. Sebuah sel di salah satu buah zakar Baker tiba-tiba pecah dan tumbuh menjadi kanker dan telah menyebar. Walaupun Dr. Johnson tidak mengatakannya, dia memperkirakan Baker memiliki kesempatan hidup kira-kira enam bulan lagi, walaupun operasi kedua dilakukan.
Saat berada di rumah selama masa penyembuhan untuk menjalani operasi kedua, Baker menghadapi kenyataan hidupnya yang memilukan itu. Tidak akan ada lagi kegiatan lari, dan tidak ada Olimpiade baginya. Hampir dapat dipastikan kariernya sebagai pelatih sudah berakhir. Yang paling buruk, keluarganya menghadapi bulan-bulan penuh penderitaan.

Saturday, October 18, 2008

Warum brauchen wir Geld?

Warum brauchen wir Geld?

Stellen wir uns vor, wir wollten auf einem Wochenmarkt Brot kaufen, ohne dass Geld existierte. In diesem Fall müssten wir auf dem Markt selbst Güter verkaufen können, um das Brot zu bezahlen. Nehmen wir an, wir hätten uns auf die Herstellung von Runkelrüben spezialisiert. Nun wäre es aus unserer Sicht natürlich am einfachsten, wir könnten Brot gegen unsere Runkelrüben tauschen. Aber was geschieht, wenn der Brotverkäufer gar keine Runkelrüben mag? Dann kommt das Geschäft nicht zustande, zumindest nicht direkt.

Es mag sein, dass wir durch die Einschaltung deines Dritten doch noch Brot erhalten. Wenn der Brotverkäufer zwar keine Runkelrüben, dafür aber Kichererbsen mag und ein auf dem Markt anwesender Produzent von Kichererbsen Interrese zeigte, das eingetauschte Brot gegen unsere Runkelrüben zu tauschen, kämen wir auf diesem Umweg doch noch zu unserem Brot. Aber das ist alles sehr kompliziert und unsicher.

Mit einer Ware, die von allen Beteiligten akzeptiert wird, kommen die Geschäfte dagegen ganz leicht zustande. Geld vereinfacht den Tausch von Gütern (und Dienstleistungen) ganz erheblich. Erst Geld lässt einen Markt (und damit auch eine ganze Marktwirtschaft) effizient funktionieren.

Doch die Funktion des Geldes beschränkt sich nicht auf die eines Zahlungsmittels. Anders als die schnell verderblichen Runkelrüben oder Kichererbsen ermöglicht Geld, Werte zu speichern, zu bewahren und damit auch zu akkumulieren und zu verleihen. Die Bildung erheblicher Vermögen und die Finanzierung großer Investitionen waren erst in der Geldwirtschaft möglich. Geld ist eine der Grundvoraussetzungen für eine dynamische Ökonomie. Lenin wird der Satz zugeschrieben, wer den Kapitalismus vernichten wolle, müsse sein Geld vernichten. Das war nicht absurd.

Um als Wertaufbewahrungsmittel zu dienen, darf Geld nicht beliebig vermehrbar sein. Aus diesem Grund dienten Metalle wie Gold und Silber lange Zeit als Geld, Kieselsteine dagegen nie.

In unsere Zeit übertragen hat diesen Gedanken der Nobelpreisträger Milton Friedman. Was passiert, fragte Friedman, wenn ein Hubschrauber so viele Banknoten abwirft, dass sich umaufende Geld verdoppelt? Viele Menschen mögen glauben, der unverhoffte Geldsegen würde sie reicher machen. Wie gefehlt, sagt Friedman. Denn die Produzenten würden die Gelegenheit nutzen, um ihre Preise deutlich zu erhöhen. Am Ende hätten die Menschen zwar mehr Geld in der Tasche, könnten aber nicht mehr Güter kaufen.

Geld ohne Wert ist kein Geld mehr. Der deutsche Ökonom Georg Friedrich Knapp (1842 bis 1926) entwickelte vor rund 90 Jahren die damals populäre „Staatliche Theorie des Geldes“, in der er postulierte, Geld entstehe und existiere durch Anordnung des Staates. Zwar wird Geld bis heute überwiegend von Staaten ausgegeben, doch seine Verwendung lässt sich nicht anordnen, sbald das Geld seinen Wert verloren hat, wie jede große Inflation zeigt. Wo das Geld nicht mehr taugt, hat der Staat sein recht verloren.

Wie das Geld unter die Menschen kam, ist nicht eindeutig. Viele Ökonomen meinen, die Menschen hätten beim Gütertausch den Nutzen eines allseits anerkannten Tausch- und Wertaufbewahrungsmittel erkannt und sich nach einem geeigneten Material umgesehen. In Europa und Klein-asien, wo schon vor Jahrtausenden Metalle abgebaut wurden, setzen sich Metallstücke, die Münzen, durch, weil sie solide, problemlos untereinander vergleichbar und leicht transportierbar waren. Auf in der Pazifik gelegenen Insel Yap, wo es keine Metalle gibt, benutzten die Eingeborenen ein aus einem seltenen Kalk bestehendes Steingeld, anderswo fanden Vogelfedern, Metallringe oder auch Rinder Verwendung.

Eine alternative Theorie stammt von dem deutschen Wissenschaftler Bernard Laum (1884 bis 1974), der von der These nichts hielt, Geld sei aus Nützlichkeitserwägungen entstanden. Laum vertrat die in dem Buch „Heiliges Geld“ entwickelte Sakraltheorie: Danack entstand Geld als ein religiöses Opfer, indem in der Antike Priester durch die Hingabe von Metallen Gegenleistungen von den Göttern erhofften. Wobei sich im Laufe der Zeit feste „Tarife“ für bestimmte göttliche Leistungen herausgebildet hätten.

Im Laufe der Zeit sei denn die Staat an die Stelle der Gottheit getreten und der Beamte an die Stelle des Priesters, behauptet Laum. Das Ergebnis bestand in der Verweltlichung und Ausbreitung der Geldwirtschaft. Laums Erklärung ist sehr umstritten, aber noch vor 20 Jahren gehörte sie zum Standerdstoff deutscher Lehrbücher über das Geldwesen.

Um seine nutzenstiftende Rolle als Zahlungsmittel und Wertspeicher zu wahren, musste das Geld um Laufe der wirtschaftlichen Entwicklung mehrfach sein Gewand wechseln, Münzgeld war für antike und mittelalterliche Gesellschaften ideal, aber der spätestens mit der Industrialisierung einsetzende sehr rasch wachsende Geldbedarf erforderte einen neuen, leichter vermehrbaren und handlicheren „Stoff“.

Hier erwies sich das Papier als optimales Rohmaterial, auch wenn die „Zettel“, wie man Banknoten anfangs abschätzend nannte, lange um Anerkennung kämpfen mussten. Mit dem Papiergeld wurden auch Manipulation des Geldes leichter, und nicht zufällig fallen alle großen Inflationen in die Zeit der Banknot. Derweil kommt auch die Banknote langsam außer Mode – ein immer größerer Teil der Zahlungen findet unbar statt.

Thursday, August 28, 2008

Dunia Tanpa Manusia

Coba bayangkan, kita, manusia, tiba-tiba saja menghilang dari muka bumi, meninggalkan segalanya yang kita miliki di sana. Jejak seperti apa yang kita tinggalkan di sana? Bagaimanakah bumi kita ini akan bereaksi? Bagaimanakah bumi tanpa manusia akan larut? Bagaimana tikus-tikus dan kecoa-kecoa berjuang untuk bertahan hidup? Apakah yang akan terjadi pada plastik dan gelombang radio?


Alan Weisman memprediksikan, satu tahun setelah kita menghilang, burung-burung akan berkembang biak secara pesat, karena lampu peringatan di lapangan-lapangan terbang di dunia telah mati permanen. Dalam 20 tahun, jalan-jalan raya di Manhattan akan menjadi sungai-sungai. Tetapi rumah-rumah kita akan tetap berdiri selama kira-kira 50 sampai 100 tahun. Dalam 300 tahun, kota-kota besar di dunia yang terletak di delta, seperti Hamburg, Amsterdam, atau Houston akan sepenuhnya tenggelam. 500 tahun kemudian akan tumbuh hutan di kota-kota asal kita. Apa yang akan terjadi selanjutnya...?


Berikut ini adalah apa yang akan terjadi pada bumi secara kronologis dari saat pertama menghilangnya manusia:


  • 2 hari Tanpa pompa, jalur kereta api bawah tanah di New York akan penuh oleh air.

  • 1 minggu Bahan bakar yang menjalankan mesin pendingin dari reaktor nuklir habis.

  • 1 tahun Tumbuh bunga-bunga liar di jalanan, aspal mulai meretak, dan binatang-binatang memasuki kota.

  • 3 tahun Saluran pipa yang terletak di kota-kota beriklim dingin akan retak dan patah, karena tidak tersedianya pemanas. Pergantian cuaca panas dan dingin akan menyebabkan material bangunan menjadi lapuk. Tanpa habitat yang hangat, kecoa-kecoa akan mati setelah musim dingin kedua.

  • 10 tahun Bangunan kayu roboh, atap-atap rumah bolong, tapi rumah-rumah tetap berdiri sampai 50-100 tahun.

  • 100 tahun Tanpa bisnis jual-beli gading, gajah-gajah akan bertambah 500.000 kali lipat lebih banyak. Populasi dari tikus, kuskus, musang, dan rubah berkurang, karena bertambahnya populasi dari kucing liar.

  • 300 tahun Jembatan-jembatan roboh, bendungan-bendungan hancur, kota-kota besar di dunia yang terletak di delta, seperti Hamburg, Amsterdam, Houston, atau Buenos Aires hilang ditelan air.

  • 500 tahun Hutan tumbuh di kota-kota besar. Setengah tersembunyi di antara kayu dan rumput terdapat piring-piring dan alat makan aluminium.

  • 1000 tahun Tembok-tembok besar yang masih berdiri di kota-kota besar seperti New York akan tersapu oleh gletser. Terowongan bawah tanah Eurotunnel di Eropa, yang menghubungkan kota Calais dan Dover masih bertahan utuh.

  • 35.000 tahun Timah yang masuk ke dalam tanah pada saat cerobong asap masih mengepulkan asap, sudah menghilang.

  • 100.000 tahun Jumlah CO2 di bumi melampaui jumlah yang sama sebelum adanya manusia.

  • 250.000 tahun Plutonium di senjata-senjata nuklir menghilang.

  • 1 juta tahun Evolusi dari mikro organisme mengajarkan mereka membuat plastik secara biologis.

  • 7 juta tahun Wajah empat presiden Amerika yang terukir di Mount Rushmore masih bisa dikenali. Diasumsikan tidak ada asteroid dan meteor yang menabrak bumi atau gempa bumi besar. Diperkirakan juga zat-zat kimia seperti PCB dan Dioksin masih eksis.

  • 10 juta tahun Ukiran perunggu masih bisa dikenali.

  • 1 miliar tahun Matahari mulai menjadi semakin terang. Temperatur normal di permukaan bumi naik.

  • 5 miliar tahun Matahari membengkak. Daratan meleleh disapu oleh samudera lava. Saat inilah dimana kehidupan di bumi hilang sepenuhnya.

  • 6,5 miliar tahun Matahari yang membesar telah menelan Merkuri dan Venus, lalu akhirnya bumi.

  • Setelah itu Gelombang radio dan televisi kita meluas, berkelana menembus alam semesta..



Sumber: Die Welt Ohne Uns

Terjemahan dari buku Earth Without People oleh Alan Weisman.

Wednesday, August 27, 2008

Did you know...?

Did you know...

That in the next eight seconds, 34 babies will be born.

What will the world be like for them...?


Did you know...

How many 2006 college graduates in India speak English?

All of them...


Did you know...

According to U.S. Department of Labor, one in four workers has been with their current employer less than one year.

One in two workers has been with their current employer less than five years.

The U.S. Department of Labor estimates that today's learners will have 10 to 14 jobs by their 38th birthday.


Many of today's college majors didn't exist 10 years ago...



New media”

Organic agriculture”

e-business”

Nanotechnology”

Homeland security”


What will they study 10 years from now...?


Did you know...

Today's 21-year-olds have:

  • watched 20,000 hours of TV,

  • played 10,000 hours of video games,

  • talked 10,000 hours on the phone,

  • and sent/received 250,000 emails or instant messages


More than 50% of U.S 21-year-olds have created content on the web. More than 70% of U.S. 4-year-olds have used a computer.


Did you know...

How many years Radio, Television, and Internet took to reach a market audience of 50 million?

Radio 38 years

TV 13 years

Internet 4 years


Number of Internet devices in:

1984: 1,000

1992: 1,000,000

2006: 600,000,000


Did you know...

We are living in exponential times...


The first commercial text message was sent in December 1992.

The number of text messages sent and received today exceeds the population of the planet.

The Internet started being widely used by the general public in early 1995.


1 out of 8 couples married in the US in 2005 met online.


Revenue for eBay in 2006: $6,000,000,000

eBay was founded in 1996...


There are more than 2,700,000,000 searches performed on Google this month...


MySpace was founded in 2003. The 100 millionth account was created on August 2006.

And the site attracts 230,000 new users per day. If MySpace were a country, it would be the 8th largest in the world...


YouTube was activated in 2005. In August 2006 YouTube was hosting about 6.1 million videos. April 2008, a YouTube search returns about 83.4 million videos and 3.75 million user channels.


Did you know...

There are more than 540,000 words in the English language. That is about five times as many as during Shakespeare's time.


More than 3,000 books were published today. The amount of technical information is doubling every two years. And by 2010 it's predicted to double every 72 hours.


Third generation fiber optics has recently been tested that push 10 trillion bits per second down a fiber.. That equals 1,900 CDs or 150 million simultaneous phone calls every second...

And it's currently tripling every six months..

The fiber is already there, they're just improving the switches on the end, which means the marginal cost of these improvements is effectively zero...


Do you know what does this all mean?


Students are now being prepare for jobs and technologies that don't yet exist, in order to solve problems we don't even know are problems yet..



Source: shifthappens.wikispaces.com